PELARI NTT MENDOMINASI DI MARATHON 10 K, DI MOJOKERTO

Omry Sina Pelari Marathon 10 K Asal NTT Keluar Sebagai Juara Pertama, Marathon Hari Juang Kartika Ke 73 Dan HUT Kodam V Brawijaya Jawa Timur Ke 70 Di Mojokerto Jawa Timur  Minggu 9 Desember 2018


Omry Sina keluar sebagai juara pertama marathon 10 K, yang diselenggarakan oleh Korem 082 Citra Panca Yudha Jaya ( CPYJ ) Mojokerto. Dalam rangka peringatan Hari Juang Kartika ke 73. Serta HUT Kodam V Brawijaya Jawa Timur ke 70. Dan, ia berhak membawa hadiah uang sebesar Rp 5 juta.

Omry Sina menginjak garis finish dengan catatan waktu 32.19.48. Sementara ditempat kedua Isak Karlianto A Leut dengan catatan waktu 32.26.27.

Keduanya berasal dari Propensi Nusa Tenggara Timur. Sementara ditempat ketiga diraih oleh pelari asal Malang Rahmat dengan catatan waktu 32.35.33.

Lomba Lari 10K yang digelar dalam rangka peringatan Hari Juang Kartika ke-73 dan HUT Kodam V/Brawijaya ke 70 tahun 2018 diikuti 2500 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur hingga Luar Pulau Jawa.

Danrem 082/CPYJ Kol. Arm. Budi Suwanto mengatakan, peserta lari 10 K sebanyak 700 orang sedangkan lari 5 K sebanyak 1800 peserta dengan hadiah total medali dan uang pembinaan seniali Rp 32 juta.

Komandan Korem 082 CPYJ Kolonel Arm. Budi Suswanto
Bersama Forpimda Mojokerto Jawa Timur

“Tahun ini kita tak hanya gelar lari 10 K saja, melainkan juga 5 K. Tujuannya agar peserta yang ikut lebih banyak lagi disesuaikan dengan kemampuannya masing-masing” ungkapnya saat pelaksanaan lomba, Minggu (09/12).

Dikatakan Kolonel Budi, animo masyarakat untuk mengikuti lomba lari ini sebenarnya cukup tinggi, namun karena keterbatasan quota dengan terpaksa peserta dibatasi. “Kita sempat menolak peserta yang mendaftar karena keterbatasan quota,” ujar dia

Lebih lanjut Komandan Korem 082 CPYJ Mojokerto itu mengatakan, tujuan event ini, selain untuk mencari bibit atlet lari juga untuk meningkatkan kebersamaan antara TNI, rakyat, dan seluruh instansi di Jawa Timur.

Sedangkan untuk kategori 10 K putri, juara 1 direbut atlet lari asal Jombang, Vera Febrianti dengan catatan waktu 38.02. Juara dua dan tiga disabet Lira Selviana dari Bojonegoro dan Andiva Wardani dari Lamongan dengan raihan waktu 40 menit lebih.

Dalam kegiatan lomba lari ini juga dihadiri Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Ismail Pribadi dan Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Harlistyati. (wib)


Omry Sina Bersama Iak Karlianto

DI TELPON GA DIANGKAT, BINI TUA DITABRAK MOBIL


Gara-gara cemburu buta, Jumali nekat aniaya si Nana istri sendiri. Emang kalo punya suami sumbu pendek macam Jumali, repotnya minta ampyun.

Tapi, jangan salahkan si Nana kalo harus sering terima telpon dari lelaki lain. Lho, kok bisa? Dari kabar NASA badan antariksanya paman sam itu, si Jumali ternyata punya gebetan baru alias bini muda dan di kawin siri.

Nana pun tidak terima sebagai istri tua. Meski, emak-emak punya harga diri dan militan lagi. Kalo tahu Cawapres yang itu, pastinya di rekrut jadi tim sukses pemilu tahun depan.

Gara-gara keseringan mainan telpon, Nana tidak mau mengangkat telpon si Jumali. Dan, Jumali pun jadi curiga dan erosi. Si setan gundul yang suka dimintai tolong, kalo duit hilang itu. Langsung aja menjalankan misinya.

‘’Udah, kagak usah pusing-pusing, tabrak aja bini tua lu, pake mobil dari belakang. Biar klenger dan nyaho’.

Nah, bisikan si setan gundul ternyata ampuh. Jumali menjalankan misinya, seperti agen mission imposible di film-film itu.

“Bini main telponan ama laki lain, suami sendiri kagak di hiraukan. Rasian lu, nanti gua tabrak nyaho’. Tepat di TKP jalanan Brangkal Mojokerto, tau istri tuanya pake motor sendirian. Langsunga saja, tabrak dari belakang sampe kejengkang dan masuk rumah sangit, eh, kliru. Rumah sakit.

Untung ditolong orang itu si Nana, sehingga nyawanya masih tertolong, tidak samp ek, okkk… Cuman, badannya remuk redam seperti habis di pijat Paijo.

Jumali pun harus, mempertanggugjawabkan perbuatanya itu, diterali besi Lapas Mojokerto. Hidup dibui, tanpa belaian istri tua maupun muda, nyaho’ te’ siak kampret. Hele-hele…pekok siak. Wis sak mene ae, yo Jum. Selamat bersenang-senang di rumah baru penuh dengan teman laki-laki dan di awasi. Makan tidur di jaga, bahkan mandi maupun ibadah juga ada yang obrak-obrak. (Mj-1)



PUTRI PERTAMINA KALAHKAN TIM BJB 3-0 PROLIGA 2019

Dari kiri ke kanan: Novia Andriyani (kapten putri JPE), Widi Triyoso (manajer putri JPE), Hanny S. Surkatty (direktur proliga), Ray Syahputra Muda Daulay (ketua panitia Proliga seri pertama putaran pertama di Yogyakarta), Sutrisno (Ofisial Pertamina), Agung Seganti (kapten tim putra JPE). 
  
YOGYAKARTA – Laga perdana dalam kompetisi Proliga bola voli kasta tertinggi nasional, tim juara bertahan putri Jakarta Pertamina Energi (JPE) berhasil menaklukkan Bandung Bank BJB Pakuan dengan skor 3-0 (25-15, 25-22, dan 25-23). Laga ulangan final tersebut langsung tersaji pada seri pertama putaran pertama Proliga 2019 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018).

Tim putri JPE, sejak set pertama langsung menggebrak pertahanan lawannya tim putri Bank Bandung BJB hingga poin 15-9. Kondisi kurang maksimal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh sang juara bertahan, hingga akhirnya mampu mengakhiri set pertama dengan 25-15.

Memasuki set kedua  tim Bank Bandung BJB, mulai menemukan performance nya dan berhasil memimpin 10-8, namun keunggulan poin tersebut membuat tim asal kota Pahrayangan Bandung itu lengah.

Sehingga JPE dengan mudah melayangkan serangan dan berulang kali menambah poin dari penempatan bola di tempat-tempat kosong, hingga set kedua pun diamankan anak asuh Muhammad Ansori dengan 25-22.

Pada set ketiga atau set penentu bagi JPE, tim putri Bank Bandung BJB kesulitan mengembangkan permainan. Bahkan provokasi dari penonton tuan rumah pun membuat BJB tertinggal 10-16, meski mampu mengejar dan menyamai skor menjadi 22-22. Tapi pemenang musim lalu itu tak membiarkan lawan bernafas dan mampu menyelesaikan game dengan skor 25-23.

Pelatih JPE, Muhammad Ansori mengaku menang di babak pertama adalah kunci menuju final four. Mampu menaklukkan Bandung Bank BJB Pakuan sesuai prediksi, hal ini karena dari awal kepercayaan diri anak asuhnya cukup bagus, meski memang beberapa kali banyak melakukan error.

“Kami sudah prediksi dari awal. Anak-anak lebih percaya diri. Set-set awal banyak errornya. Tapi set selanjutnya lebih sabar. Banyak pemain muda lawan yang tidak bisa dianggap enteng. Di akhir set ketiga agak terhenti di 20-21,” ujar Ansori usai laga pembuka.

“Babak pertama Proliga kami dikasih kemenangan. Memang momen pertama harus diambil untuk kedepannya, berapapun poinnya, kami harus menang, karena untuk ke final four supaya lebih mudah. Ini saya juga banyak merombak rotasi pemain saya untuk bisa mengelabui musuh-musuh yang akan lawan kami besok-besok lain. Jadi tidak statis saya merubah dan merotasi pemain-pemain yang ada di tim. Dan banyak pemain muda yang tidak bisa dianggap enteng,” tambah mantan pelatih timnas putri pada Asian Games 2018 lalu.

Sementara dari pihak lawan, pelatih Bandung Bank BJB Pakuan, Teddy Hidayat mengaku bahwa membawa pemain muda memang itu suatu resiko, apalagi masih di babak awal. Sehingga para atletnya masih beradaptasi dengan laga ini, bahkan mereka juga hanya menargetkan lolos hingga final four.

“Pemain saya masih muda-muda, masih demam panggung, selain itu mereka masih adaptasi dengan suasana dan penonton juga. Laga ini juga untuk pengalaman bertanding mereka karena masih muda-muda. Target lolos di empat besar saja dulu. Dan mungkin yang lebih kelihatan di sini Jakarta Pertamina Energi dan PGN Popsivo,” tutup pelatih Bandung tersebut. (*/end)

DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS