BATU UMPAK ABAD XIV DITEMUKAN DI DAWAR

Arkeolog BPCB Jawa Timur Teliti Temuan Batu Umpak Di Dawar Mojokerto 




Perkembangan geologi kian hari, tanpa terasa kian menyusut. Dengan banyak ditemukannya peninggalan peradaban abad XIV semasa Kerajaan Hindu – Budha tersebut. Keberadaan populasi manusia 725 tahun lalu, kini timbul kembali.

Terbukti struktur perumahan tempoe doeloe masa kerajaan di Jawa Timur tersebut banyak ditemukan. Seperti di kawasan Kecamatan Dawar Mojokerto Jawa Timur. Meski, tidak masuk peta Cagar Budaya  abad XIV, struktur bekas pondasi rumah bata kuno ditemukan di sebuah lahan kosong milik Giman, warga Dusun Brayung, Desa Dawar.

Ketika itu Samin, warga Dusun Sumberejo, bermaksud meratakan halaman samping rumahnya "Halaman samping rumah Pak Samin ini berbatasan dengan lahan milik Pak Giman," ungkap arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho.

Tim dari BPCB Jatim, lanjut dia, telah melakukan observasi awal ke lokasi penemuan bata kuno tersebut. Struktur bata kuno itu ditemukan pada dinding tanah dengan kedalaman 140 sentimeter dari permukaan tanah. Adapun lubang galian yang menjadi titik penemuan bata kuno, memiliki ukuran panjang 3 meter dan lebar 50 sentimeter. Sedangkan, panjang struktur yang ditemukan, yakni 250 sentimeter.

Wicaksono mengatakan, struktur dari bata kuno tersebut bertopang pada lapisan padas pada bagian dasar. Lalu, panjang ukuran bata penyusun adalah 2 meter. "Struktur bata membentang dari barat ke timur, sepanjang 250 sentimeter. Strukturnya terdiri dari dua lapis tatanan bata dengan ketebalan 21 sentimeter," kata dia. 

Penemuan bata kuno yang diduga peninggalan Majapahit di wilayah Dawar merupakan temuan penting. Temuan benda purbakala di wilayah Kabupaten Mojokerto bagian utara, kali pertama ditemukan selama ini.

Menurut kami, ini penemuan penting karena wilayah ini cukup jauh dari pusat kota kerajaan Majapahit," kata Wicaksono. Kecamatan Dawarblandong merupakan wilayah Kabupaten Mojokerto bagian utara yang berdekatan dengan Kabupaten Gresik. Dari Kecamatan Trowulan yang diyakini sebagai pusat kerajaan Majapahit, jaraknya lebih dari 30 kilometer. Menurut Wicaksono, temuan bata kuno tersebut perlu ditindaklanjuti. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Mojokerto dan pemilik lahan.

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim ini mengatakan, kedepan pihaknya berharap bisa menemukan bukti-bukti lain, seperti porselen, gerabah yang mengarah kemungkinan di lokasi ini ada bekas pemukiman. ( MJ – 1 )


SITUS BATU KUDA NAN ELOK DAN SEGAR



Situs Batu Kuda Di Cibiru Bandung Timur
DESTINASI SITUS BATU KUDA, sebuah tempat wisata yang indah dan segar. Situs Batu Kuda ini juga merupakan aset Perum Perhutani yang berada di wilayah Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Sebelum mengenal lebih dekat mengenai Situs Batu Kuda Manglayang, mari kita lihat lebih dekat mengenai latar belakang destinasi wisata ini. Diceritakan kalau kata “Manglayang” ini sebenarnya berasal dari kata “layang”. Sudah jelas “layang” adalah terbang.

Jadi ceritanya dahulu kala menurut mitosnya, ada seekor kuda yang bisa terbang  dengan cepat. Kuda itu berasal dari Gunung Kidul dikenal dengan nama Kuda Semprani/ Kuda Sembrani. Nah, ketika si kuda ini sedang melintasi Gunung Manglayang, saat dalam perjalananya dari Cirebon menuju Banten.

Batu besar di Situs Batu Kuda inilah yang dipercaya sebagai tempat kuda Semprani terjebak.

Tiba – tiba kuda tadi terjatuh, dan sang kuda kemudian terperosok disebuah tempat yang berada tidak jauh dari titik sanghiyang (artinya kaki gunung). Kuda itu terjebak dalam waktu yang cukup lama, sehingga membuat tempatnya terperosok berubah menjadi kubangan. Diceritakan dalam mitosnya, lambat laun kuda tadi lalu berubah menjadi batu.

Percaya atau tidak mengenai mitos itu, sekarang ini kuda yang dimaksud tadi adalah wujud batu besar yang ada di Situs Batu Kuda Manglayang. Memang dariu bentuk batu yang ada, mirip dengan ketika si kuda tersebut mencoba meloloskan diri kubangan. Namun tenaga si kuda tersebut terlanjur habis karena kelelahan.

Hingga akhirnya si penunggang kuda semprani menyerah lalu duduk di sebuah kursi yang berada tidak jauh dari kubangan kuda. Kemudian tempat sang penunggang duduk disebut sekarang ini dikenal dengan Batu Kursi. Sedangkan kubangan tempat si Kuda Semprani terjerembab sekarang ini dikenal dengan nama Batu Kuda.
 
Situs Batu Kuda Sembrani
Situs Batu Kuda, bisa dicapai dengan melewati beberapa jalur. Jalur paling gampang menuju Situs Batu Kuda adalah lewat jalur Cibiru. Pertama, dari Bandung kota  ambil arah ke Cibiru, lewat bundaran timur Kota Bandung ke arah Cileunyi. Kira – kira setelah kurang lebih 3 km dari Bundaran Cibiru akan ada jalan belok kiri agak naik keatas, ikuti saja jalur tadi.

Perjalanan terus ke arah atas hingga Batu Kuda kurang lebih sekitar 7 kilometer. Sepanjang perjalanan mungkin jalannya agak sempit, tapi diimbangi dengan pemandangan indah dan hawa dingin Kota Bandung yang membuat siapapun suka. Kalau merasa bingung, jangan malu untuk bertanya pada penduduk sekitar.
 .
Situs Batu Kuda ini memang agak mistis, bahkan ada aturan yang berlaku, setiap hari Senin dan Kamis para pendaki atau siapapun dilarang memasuki area Gunung Manglayang. Karena menurut kepercayaan setempat, itu adalah hari berkumpulnya para leluhur dan ruh halus. Selain itu pada hari lainnya pun jika mendaki tidak diperkenankan dalam jumlah yang ganjil.  

Daya tarik Situs Batu Kuda sendiri sudah terlihat setelah masuk ke dalam, melewati gerbang Batu Kuda. Setelah masuk, akan terlihat hamparan hutan pinus yang lebat menyambut kedatangan teman – teman traveler. Setelah sampai Hutan Pinus cobalah beristirahat sebentar di tengah – tengah area Pohon Pinus yang sangat indah ini. Resapi kesunyian yang ada sambil mensyukuri nikmat keindahan alam yang ada disini.


Di tempat wisata Situs Batu Kuda juga tersedia banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Mulai dari kegiatan camping, trekking, hingga bersepeda. Tidak lupa sekedar bersantai diantara banyak pohon pinus cantik disini. Udaranya sudah pasti segar sekali!  mengunjungi Situs Batu Kuda hanya dengan membayar tiket IDR 3000 per/orang dan tambahan IDR 5000 jika ingin camping disini.

Meskipun tempat ini adalah wisata alam, namun sebagian besar fasilitas penunjang sudah cukup lengkap. Di tempat wisata Situs Batu Kuda sudah ada pendukung umum tempat wisata seperti warung – warung pedagang makanan, lapangan parkir, toilet, mushola dan lain-lain. Jadi jangan takut untuk kelaparan atau kebingungan jika memerlukan sesuatu di Situs Batu Kuda. (*)


ULTAH MAKCO JADI DESTINASI WISATAWAN DARI CHINA

 KLENTENG HOK SIAN KIONG KOTA MOJOKERTO





NEWSNTALK.Com - Klenteng Hok Sian Kiong, Kota Mojokerto pada hari ulang tahun Makco Thian Shang Sheng Mu ke 1057 tanggal 23 Sa Gwee 2568 ( 19 April 2017 ). Kedatangan tamu dari China Macau Dr. Rodrigo Rodrigues ( GODDESS A.MA FOUNDATION OF MACAU ).

Menurut Fendi Harianto Ketua TITD Klenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto, kedatangan mereka hanya sebagai wisatawan.  

Fendi Harianto Ketua TITD Klenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto 

Mereka ingin tahu klenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto, dan kebetulan liburan dalam rangka hari ulang tahun Makco,’’ungkap Fendi.

Dalam pelaksanaan ulang tahun Makco Thian Shang Sheng Mu ke 1057 ini, klenteng Hok Sian Kiong menggelr bhakti sosial, donor darah, pagelaran barongsai dan wayang kulit Ki Dalang Suwoto.

Klenteng Hok Siang Kiong didirikan pada tahun 1823. Ciri khas bangunan ini adalah bentuk arsitekturnya yang khas Cina. Klenteng ini dicatat sebagai salah satu bangunan yang bersejarah di kota Mojokerto yang didirikan pada jaman penjajahan Belanda.


Klenteng yang menjadi tempat ibadah umat Kong Hu Cu kawasan kota Mojokerto ini terletak di tengah kota, sekitar 750 meter dari alun-alun kota Mojokerto. Selain umat Kong Hu Cu, klenteng ini juga sering dikunjungi oleh banyak orang yang mengagumi gaya arsitekturnya.

Memasuki klenteng yang telah berusia 185 tahun ini, suasana religi terasa sekali, ketenangan serta kenyamanan dalam menjalankan ibadah, akan merasakan suasana yang benar-benar berbeda. Peninggalan sejarah ini merupakan potensi wisata ziarah dan budaya kota Mojokerto. Klenteng inilah yang menjadi bukti bahwa kota Mojokerto memiliki keragaman budaya bangsa.

Sementara Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus Kota Mojokerto menyebut Kota Mojokerto sebagai miniatur Indonesia, yakni kerukunan antar umat beragama.  

“Mojokerto merupakan miniatur Indonesia, karena memiliki beragam agama. Boleh berbeda keyakinan, tapi harus menjaga kebersamaan, sehingga suasana kota Mojokerto aman dan damai,” tuturnya.

Kebersamaan, seperti halnya dalam kegiatan keagamaan Klenteng Hok Siang Kiong, ujar Mas’ud Yunus terus terjaga, agar masyarakat lebih rukun  dan pembangunan bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan.

“Lima tahun kedepan sebagai pimpinan daerah bersama Wawali Pak Suyitno, kita punya visi untuk mewujudkan kota Mojokerto sebagai service city.

Artinya bagaimana orang mencari produk, jasa, layanan di kota Mojokerto, sehingga kota Mojokerto semakin ramai.

Bila semakin ramai maka dapat meningkatkan peredaran uang, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tersedia lapangan kerja, sehingga menurunkan angka kemiskinan dan penggangguran, dan akhirnya terwujud kesejahteraan.

Hal ini bisa terwujud dengan adanya persatuan dan kesatuan dari semua pihak,” paparnya.

Fendi mengkisahkan, bahwa Makco Thian Sang Sheng Mu merupakan dewi yang masih gadis. Bertempat tinggal disekitar kawasan Macau Taiwan. Ia, anak Kepala Desa yang mempunyai kesaktian.

Taipan perantau selalu memujanya dan mengidolakannya.



OKNUM PELAKU PENJARAH BENDA CAGAR BUDAYA INTIMIDASI

   WARGA DITODONG PISTOL



Foto yang diunggah di Facebook yang memperlihatkan sekelompok orang mengambil batu bata dari situs bangunan yang diduga peninggalan Majapahit.




News and Talk.Com - Sebuah situs bersejarah berupa struktur batubata yang diduga peninggalan Kerajaan Majapahit di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dilaporkan mengalami kerusakan akibat dijarah sekelompok orang.

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, yang telah menurunkan timnya ke lokasi kejadian, Sabtu (08/04) siang, membenarkan adanya pengrusakan situs cagar budaya tersebut dan tengah menelusuri kejadian tersebut.

"Saat ini saya berada di lokasi kejadian. Kami sedang melakukan pendataan dulu, dan kami akan mengajak Polsek Trowulan untuk ikut melihat kondisinya, dan kita akan menelusuri (siapa yang menjarahnya)," kata Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Said kepada wartawan.

Seorang warga Kota Mojokerto, Deni Indianto, Sabtu (08/04), mengunggah sebuah foto di laman Facebooknya yang memperlihatkan sejumlah orang menjarah potongan batubata dari struktur bangunan bersejarah di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.





Pada 2012, pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) di situs Trowulan ditolak oleh sejumlah arkeolog, termasuk arkeolog senior Mundardjito, karena dianggap merusak situs Trowulan. Proyek ini akhirnya dihentikan.
Dalam foto itu, terlihat pula sebuah truk yang menampung potongan-potongan batu bata yang diduga bagian dari struktur batubata bersejarah tersebut.

Unggahan foto ini menimbulkan reaksi kemarahan masyarakat setelah disebarkan oleh ahli arkeologi dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, melalui laman Facebooknya, Sabtu pagi.

Sebagian di antara mereka kemudian meminta otoritas terkait, seperti polisi setempat, pemerintah kota setempat serta Balai Cagar Budaya Jawa Timur dan Mojokerto untuk segera bertindak cepat.

'DIANCAM DENGAN PISTOL'
Deni Indianto, yang mengunggah pertama kali foto tersebut ke Facebook, mengaku peristiwa itu diabadikan oleh temannya sekitar sepekan lalu di sebuah lokasi yang kaya situs bersejarah di Desa Kemitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.

"Teman saya itu takut untuk mengupload sendiri (ke Facebook). Karena, selama ini ada yang mengaku diintimidasi (kalau ada yang melaporkan). Kita hanya bisa share (membagi ke Facebook) untuk diperhatikan," ungkap Deni yang juga anggota komunitas peduli situs peninggalan Mojopahit.

Dia kemudian menceritakan pengalaman anggota komunitasnya yang pernah "diancam" oleh orang-orang yang disebutnya menjarah atau merusak situs bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit.

Saat itu, sambungnya, mereka hendak memotret aktivitas penjarahan situs Majapahait di lokasi lainnya. "Yang datang kemudian preman, (lalu) mengintimidasi, tidak boleh memfoto (di lokasi penjarahan). Kadang sampai ditodong pistol," ungkap pria kelahiran 1979 ini.

Deni mengaku berulangkali mendatangi situs bersejarah tersebut yang letaknya kira-kira 100 meter dari salah-satu situs penting peninggalan Majapahit, yaitu Candi Tikus. "Kebetulan rumah saya tidak jauh dari lokasi itu," ungkap Deni yang sehari-hari bekerja sebagai pemahat.



Sumur Jobong 9

BPCB Jatim: Sebagian besar sudah hilang
Dari temuan sementara, menurut Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Said, sebagian besar struktur batu bata kuno itu sudah hilang. "Masih ada yang tersisa (struktur batu bata) di dalam tanah, tapi sebagian besar sudah hilang, sudah diangkut," ungkapnya.

Dia membenarkan bahwa dari temuan batu bata yang tersisa, ukurannya sama dengan batu bata peninggalan Majapahit. "Ukurannya besar. Kami juga temukan batu yang berelief," ungkapnya.

Menurutnya, kasus pengrusakan situs-situs bersejarah yang diduga peninggalan Majapahit selama ini sudah sering terjadi. "Hampir setiap minggu, ada laporan seperti ini."
Andi Said tidak meyakini bahwa pengrusakan situs ini dilakukan pada Jumat (07/04). Hal ini didasarkan keterangan warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian.


Andi Said Kepala BPCB

Kepala BPCG Jawa Timur, Andi Said (kanan) mengatakan sebagian besar struktur batu bata kuno di Desa Tumikir sudah hilang. "Masih ada yang tersisa (struktur batu bata) di dalam tanah, tapi sebagian besar sudah hilang, sudah diangkut," ungkapnya.

"Masyarakat di sekitar sini menceritakan kejadiannya sudah tiga pekan lalu," kata Andi. Masyarakat yang dimaksud adalah para pembuat bata yang bekerja tidak jauh dari lokasi kejadian.

Lagipula, "sisa-sisa bekas jalan sudah kering semua, tidak mungkin kemarin terjadi."
Warga setempat, lanjutnya, tidak mengetahui persis mau dibawah kemana batu bata hasil jarahan itu. "Mau dijual, tetapi mereka tidak tahu mau dibawah kemana batu bata itu."

Bagaimanapun, Andi Said mengatakan seharusnya struktur batu bata di Desa Kumikir itu harus dilindungi, walaupun belum diketahui secara persis fungsi dari struktur batu bata tersebut. "Karena ini masuk cagar budaya."

Dia mengatakan bahwa pihaknya dan jajaran di bawahnya sudah memberikan sosialiasi bahwa kawasan yang letaknya tidak jauh dari Candi Tikus ini merupakan kawasan cagar budaya yang tidak boleh diganggu.




Dwi Cahyono Arkeolog UNM

Arkeolog: Bentuk unit reaksi cepat!
Dihubungi secara terpisah, ahli arkeologi dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan, terungkapnya kasus pengrusakan salah-satu situs bersejarah di kawasan Trowulan dan sekitarnya merupakan sesuatu yang ironis.

"Tentu pihak dan otoritas setempat sangat tahu (situs bersejarah). Masak gajah di pelupuk mata, tak tampak," kata Dwi Cahyono, mengutip sebuah peribahasa.

Dia kemudian mendesak agar semua pihak terkait, mulai kepolisian, pemerintah kota Mojokerto dan BPCB setempat untuk bertindak cepat.

Arkeolog dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan, terungkapnya kasus pengrusakan salah-satu situs bersejarah di kawasan Trowulan dan sekitarnya merupakan seuatu yang ironis.

"Untuk menangani (secara cepat) yang darurat semacam ini, harus cepat. Tapi tindakannya sangat terlambat," kata Dwi Cahyono.

Dwi meminta semua pihak terkait untuk tidak saling menunggu ketika muncul kasus-kasus pengrusakan situs bersejarah. "Jangan terjebak pada prosedur administratif yang membelenggu untuk bergerak," katanya lagi.

Memperhatikan foto yang beredar tersebut, Dwi Cahyono meyakini bahwa yang "dijarah" adalah batu bata bersejarah dari struktur yang ada dan bukan pasir atau tanah di sekelilingnya.

Kenyataan inilah yang sangat disayangkan oleh Dwi Cahyono. "Struktur (batubata) itu masih memungkinan bisa dikejar, apakah (struktur) itu bagian dari waduk kuno Kumitir. Struktur itu dapat memberikan petunjuk," paparnya.

Dia juga memastikan struktur batu bata itu adalah bagian dari situs kerajaan Majapahit. Dia menduga reruntuhan itu berusia lebih dari 500 tahun. "Sehingga temuan di Kumitir itu bagian dari area bagian dalam kesatuan Majapahit," ungkapnya.

Kasus pengrusakan situs bersejarah peninggalan Majapahit ini bukanlah yang pertama, kata Dwi Cahyono.


"Karena itulah saya mengusulkan semacam URC, unit reaksi cepat dari BPCG. Sehingga kalau ada yang darurat-darurat semacam ini, bisa bergerak cepat," katanya.
DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS