AIR TERJUN SEDUDO NGANJUK BERUBAH HITAM AKIBAT KEBAKARAN HUTAN

AirTerjun Sedudo  Nganjuk Jatim, Airnya Berubah Menjadi
Hitam

Di awal musim hujan ini, air terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Nganjuk, Jawa Timur mengalirkan air berwarna hitam pekat, tidak seperti biasanya.

Air hitam itu mengalir dengan debit yang cukup deras dari ketinggian kurang lebih 105 meter.

Orang-orang yang baru mengetahui fenomena semacam ini pun dibuat heran. Tidak adanya informasi yang menjelaskan kejadian itu, menyebabkan banyak informasi simpang siur beredar di media sosial dan pesan grup WhatsApp. 

Ada yang menyebut luapan air hitam di air terjun itu merupakan banjir bandang, karena hujan turun. Ada pula informasi yang menyebutkan bendungan yang jebol sehingga air meluap sedemikian derasnya. 

tercampur dengan pasir hingga berubah warna menjadi hitam. Kejadian ini bahkan disebut sebagai sebuah pertanda buruk.

Pesan berantai yang tersebar di WhatsApp grup tentang air terjun Sedudo yang berwarna hitam.(Twitter) Namun, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengklarifikasi fenomena yang tejadi di air terjun kawasan wisata itu.

Melalui akun Twitter miliknya, @Sutopo_PN, pada Rabu (14/11/2018) Sutopo menjelaskan, kejadian ini merupakan akibat dari adanya kebakaran hutan yang terjadi sebelum musim penghujan tiba. Sehingga abu bekas kebakaran di bagian atas, terbawa bersama aliran air. Sutopo juga menegaskan kejadian ini hanya terjadi sementara waktu. Ketika abu sisa kebakaran di bagian hulu sungai sudah habis, maka warna air akan kembali normal sebagaimana biasanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Air Terjun Sedudo di Nganjuk Berwarna Hitam.

PERANG TERHADAP NARKOBA, BANDAR SABU-SABU DI MOJOKERTO DITANGKAP BNN


Jaringan narkoba kelompok Achmad Sulem Alwadleh, Saiful Anam dan Ali Maskur berhasil digulung tim BNNK Mojokerto dan BNNP Jawa Timur. Jaringan narkoba Internasional ini, mengedarkan barang haram ke para pemuda dan pelajar. Yang bertujuan untuk menghancurkan mereka, agar negara ini hancur.

Setiap pekannya, bandar sabu jaringan Aceh dan Internasional ini memiliki omzet penjualan hingga Rp 384 juta.

Achmad Sulem Alwadleh (39) warga Sooko, Mojokerto. Sementara Ali Maskur (31) warga Desa Plososari, Puri, Mojokerto dan Saiful Anam (47) warga Desa Pamotan, Dampit, Kabupaten Malang.

"Awalnya kami tangkap SA (Saiful Anam), kami kembangkan ke AM (Ali Maskur), lalu kami dapatkan tersangka SL (Sulem). Mereka sudah termasuk jaringan Indonesia," kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim Brigjen Pol Bambang Budi Santoso saat jumpa pers di kantor BNNK Mojokerto, Jalan Raya Surodinawan, Rabu (14/11/2018).

AKBP. Suharsi Kepala BNNK Mojokerto
Brigjend Pol. Bambang BS
Terbongkarnya bandar besar ini berawal dari penangkapan Saiful di Jalan Raya Pekayon, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, Sabtu (10/11) sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu tersangka baru saja mengirim 3 bungkus sabu seberat 184,52 gram dan 6 butir ekstasi ke tersangka Ali.

Berselang 30 menit, petugas gabungan BNNP Jatim dan BNNK Mojokerto meringkus Ali di dekat rumahnya. Barang bukti sabu dan ekstasi yang baru diambil tersangka dari Saiful, turut disita.

Tak hanya itu, petugas juga menggeledah tempat tinggal Saiful di Pekayon Gang IV, Kelurahan Kranggan. Dari penggeledahan ini, petugas menyita barang bukti 4 bungkus sabu seberat 188,68 gram, 2 kartu ATM, sepeda motor Honda BeAT dan Honda CBR.

"Berdasarkan keterangan SA, dia anak buah dari SL. Sekitar pukul 14.00 WIB di hari yang sama, kami tangkap SL di rumah kontrakannya di Jalan Suromurukan (masuk Kelurahan Surodinawan, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto)," terang Kepala BNNK Mojokerto AKBP Suharsi.

Tak hanya meringkus Sulem, petugas juga menyita sejumlah barang bukti hasil bisnis sabu. Yaitu berupa 2 ponsel, 1 mobil Nissan Navara, 1 mobil Honda Jazz dan 2 kartu ATM. Sementara penggeledahan di rumah Sulem di Jalan Teratai, petugas hanya menyita 10 buku tabungan.

"Pengendalinya adalah SL ini. Penjualan mereka ke para pengedar di wilayah Mojokerto, Jombang dan Malang," ujar Suharsi.

Akibat perbuatannya, ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Kelompok bandar ini juga dikenakan Pasal 3, 4 dan 5 UU RI No 8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Sementara tersangka Sulem mengaku sudah 2 tahun menjadi bandar sabu di Mojokerto. Dia bergabung dengan sindikat narkotika asal Aceh yang dia kenal saat mendekam di Lapas Klas IA Madiun.

"Saya masuk (Lapas) karena kasus yang sama (sabu). Dikenalkan teman saya ke teman dari Aceh. Setelah itu saya menjalin hubungan kerja mulai masih di lapas sampai saya keluar," ungkapnya.

Pria yang sehari-hari membuka toko aksesoris motor cross ini mengaku mendapatkan pasokan sabu setiap 1-2 minggu sekali. Jumlahnya dalam setiap pengiriman mencapai 500-600 gram.

"Dapat dari sana seharga Rp 620 ribu per gram. Di sini saya jual ke pengedar Rp 640 ribu per gram. Keuntungan saya Rp 20 ribu per gram," cetus Sulem.

Dengan begitu, omzet penjualan sabu yang dilakukan bapak dua anak ini paling besar mencapai Rp 384 juta dalam sepekan. Keuntungan yang dia dapatkan pun cukup fantastis, yaitu Rp 25-30 juta.

"Yang jelas karena hasilnya besar, juga karena kebutuhan buat bayar angsuran ruko dan dua mobil," tandasnya menjawab alasan dirinya tergiur menjadi bandar sabu. (*/ Mj1)


AKBP. Suharsi Kepala BNNK Mojokerto dan 3 Orang Tsk Narkoba



PRESTASI JEBLOK TIM PUTRI BOLA VOLI PETROKIMIA MUNDUR DARI PROLIGA 2019






Tim putri Gresik Petrokimia dipastikan mengundurkan dari Proliga 2019. Pengunduran diri Petro memang sangat mengejutkan. Sebab, mereka tidak pernah absen sejak Proliga pertama kali digelar 2002 lalu.

Pengumuman pengunduran diri Petro dilakukan dalam rapat  Proliga di Sekretariat PP. PBVSI di Jakarta, Kamis (8/11) siang. "Sangat disayangkan memang mundurnya Petrokimia ini," ujar Direktur Proliga, Hanny S. Surkatty.

Menurut Hanny, masa persiapan yang belum tuntas disebut sebagai alasan pengunduran diri klub milik PT Petrokimia Gresik itu. Sebelum mundur dari Proliga 2019, Petro mencatat hasil buruk di Livoli 2018. Mereka harus terdegradasi ke Divisi Satu.

Perlu diketahui, Petro merupakan salah satu tim lawas di Proliga. Mereka sudah berpartisipasi sejak ajang ini dimulai 2002 lalu. Hingga Proliga 2008 kemarin, hanya ada dua tim lawas yang bertahan, yakni Petro dan Surabaya Samator.

Dengan mundurnya Petro, maka jumlah peserta untuk kategori Putri berkurang menjadi lima tim. Kelima tim putri antara lain Jakarta Pertamina Energi, Jakarta Elektrik PLN, Jakarta Popsivo Polwan, Jakarta BNI 46, dan Bandung Bank bjb Pakuan.

Sementara itu, walaupun Petro mundur, namun agenda Proliga di GOR Tri Dharma, Gresik, 14-16 Desember 2018 dipastikan tetap berjalan dengan Jakarta Garuda sebagai host. Selain Gresik, Proliga 2019 akan hadir di Jogja, Bandung, Pekanbaru, Palembang, Solo, Kediri, dan Malang.

Mundurnya tim voli perempuan Gresik Petrokimia ini karena tim yang dibiayai pabrik pupuk ini sejak ikut kompetisi tidak pernah menikmati gelar juara. Padahal Proliga telah dimulai 19 tahun lalu.

Ketua Umum persatuan Bola Voli Gresik Petrokimia dr Singgih Priyanto mengatakan, mundurnya Gresik Petrokimia telah dipikir mendalam. Alasannya memang bukan rahasia lagi bahwa, prestasinya kurang bagus. Padahal managemen sudah susah payah membenahi klub ini.

Mulai mendatangkan pemain top hingga pelatih kelas internasional. Seperti Li Qui Jang, Mashudi, dan terakhir Victor Laiyan. Namun prestasi tetap berhenti di tempat. "Oleh karena itu, managemen berniat menghentikan kiprah voli untuk sementara," kata dr Singgih. (*)


DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS