Targetkan Naik Kelas Jadi Negara Maju, Mendag Lutfi: ASEAN Harus Kompak Respon Perkembangan Ekonomi Dunia

Baca Juga

Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali di Washington D.C, Amerika Serikat, Kamis (12 Mei). (dok humas)

WASHINGTON  DC, Hari kedua  Pertemuan Konferensi  Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN-Amerika  Serikat 11—13 Mei 2022, Menteri Perdagangan  Muhammad Lutfi menegaskan bahwa penguatan ASEAN merupakan kunci pertumbihan ekonomi kawasan. 

Penegasan  ini disampaikan  Mendag Lutfi usai  melakukan pertemuan bilateral  dengan Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali. Pertemuan  bilateral juga membahas persiapan pelaksanaan rangkaian Pertemuan Spesial ASEAN Economic Ministers (AEM) yang akan dilaksanakan pada 17—18 Mei 2022 di Bali, Indonesia.

Mendag   Lutfi juga   menyampaikan pembahasan   kondisi ekonomi global,   antara lain terkait peningkatan  proteksionisme era modern, peningkatan  inflasi pascakonflik Rusia-Ukraina yang memicu  krisis energi dan inflasi harga dunia, serta peningkatan  ketidakpercayaan dunia terhadap sistem perdagangan multilateral  yang telah memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Disamping itu, dibahas juga berbagai agenda yang ditawarkan oleh negara-negara ekonomi besar seperti  Indo-Pacific Economic Forum (IPEF) oleh Amerika Serikat, European Union Indo-Pacific Strategy oleh Uni Eropa, Belt Road Initiatives (BRI) oleh Tiongkok, serta kebijakan seperti EU Green Deal dan UK Environmental Act (Due Diligence on Forest Risk Commodities).

Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kamboja, Pan Sorasak di Washington D.C, Amerika Serikat, Kamis (12 Mei).(dok humas)

Mendag  Lutfi menekankan, rantai  pasok di ASEAN akan sangat  terganggu di masa mendatang apabila ASEAN tidak segera merespon berbagai perkembangan situasi ekonomi dunia yang terjadi dewasa ini.

“ASEAN perlu segera mengambil aksi nyata untuk memperkuat posisi sentralitas ASEAN melalui berbagai inisiatif berbasis proyek dan merevitalisasi ASEAN sebagai basis produksi dalam penguatan rantai pasok ekonomi di kawasan,” tegas Mendag Lutfi.

Mendag  Lutfi memandang  penguatan ekonomi  harus berasal dari  dalam ASEAN. ASEAN memiliki berbagai inisiatif bersama yang perlu direvitalisasi seperti proyek pupuk Aceh ASEAN, proyek Urea ASEAN  di Malaysia, proyek fabrikasi tembaga ASEAN di Filipina, proyek abu soda garam batu di Thailand, serta proyek vaksin ASEAN di Singapura.

“Untuk itu, ASEAN perlu meningkatkan proyek-proyek serupa di masa mendatang sehingga dapat memperkuat ketangguhan ASEAN terhadap berbagai agenda atau kebijakan negara lain yang dapat mengganggu rantai pasok di kawasan,” ungkap Mendag Lutfi.

Pandangan  singkat Mendag  Lutfi mendapattanggapan  positif dari Menteri Sorasak  dan Menteri Azmin yang juga   berpandangan sama. Menteri Sorasak,   selaku ketua AEM tahun ini akan mendukung  penuh pelaksanaan AEM Special Meeting yang akan  dilaksanakan di Bali dan akan mengupayakan terbentuknya kesepakatan yang lebih konkrit dari seluruh Menteri Ekonomi ASEAN dalam merespon perkembangan ekonomi global saat ini.

Pada  hari yang  sama, Mendag  Lutfi juga menghadiri  kegiatan Indonesia Ministers  Meeting with United States Business Leaders yang diinisiasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pertemuan ini menghadirkan 12 pimpinan perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat antara lain Microsoft, Cargill, P&G, Johnson&Johnson, Chevron, Exxonmobil, dan C4V.Pada  pertemuan ini, Mendag Lutfi menyampaikan, Indonesia menargetkan untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah melalui pelipattigaan produk domestik bruto (GDP) per kapita dari USD 4,000 menjadi sekitar USD 12,500 pada periode 2038—2040. 

Dalam mencapai target ini, peningkatan investasi infrastruktur secara masif menjadi kunci utama Pemerintah Indonesia. Untuk menunjang  pencapaian tersebut, Indonesia mendukung keterbukaan akses pasar perdagangan internasional.

“Peningkatan investasi diharapkan dapat mendukung tujuan besar Pemerintah  Indonesia untuk keluar dari status negara dengan pendapatan menengah   dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum,” tutup Mendag Lutfi. (*/DI)

DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS