KPRI BUDI ARTHA MEMBAWA MISI GUYUP RUKUN SEJAHTERA BERSAMA

Baca Juga

“ Dalam meraih sebuah kesuksesan dan eksis tidak semudah membalikkan tangan. Dibutuhkan waktu, pikiran, ketekunan, kolega, skill serta strategi dalam membangun  inovasi. Yang terpenting lagi finansial”.

Begitu pula dalam berorganisasi, kita tidak bisa mengandalkan satu orang saja. Dalam organisasi apa pun dibutuhkan kerjasama tim. Seperti pembentukan KPRI Budi Artha di Mojokerto Jawa Timur ini. Berawal dari ide dan gagasan Suwandi almarhum. Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Jawa Timur juga mantan Bupati Mojokerto Jawa Timur periode 2005-2010. 

Kepala Dinas Pendidikan Suwandi kala itu mengajak Bapak H. Malikan, untuk membentuk dan mengelola Koperasi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur sekitar Mei 1998. H. Malikan sendiri dikenal sejak dulu piawai dalam berkoperasi. Selain orangnya tekun dan pekerja keras dan cerdas dalam mengelola organisasi koperasi.  H. Malikan bukan tipe orang otoriter, Kapitalis atau Monopolis. Justru orangnya suka bergotong royong dan berorganisasi.

Keberadaan Koperasi KPRI Budi Artha di Mojokerto Jawa Timur, juga berkat tangan dingin sang empu itu. Hingga saat ini H. Malikan masih dipercaya oleh para anggota dan pengurus KPRI Budi Artha memimpin. Di tangan H.Malikan KPRI Budi Artha sempat mengalami kejayaan. Anggota KPRI Budi Artha pernah ber anggota kan 1600 orang PNS. Itu semua disebabkan kepercayaan serta kesadaran para anggota dan pengurus KPRI Budi Artha, untuk hidup lebih baik, ekonomi mapan. Tidak berhutang kepada rentenir atau organisasi simpan pinjam sejenisnya. Namun semenjak ada kebijakan dari pemerintah pusat, gaji PNS langsung ke rekening pribadi atau ke istri. KPRI Budi Artha mengalami dampak signifikan. Ditambah lagi dunia internasional dalam kondisi sindrom pandemi covid 19, hingga saat ini. 

Beberapa tahun ini KPRI Budi Artha mengalami pasang surut dalam mengelola perputaran keuangan. Pasca kebijakan pemerintah pusat menerapkan system gaji ke rekening pribadi. Para anggota KPRI Budi Artha sudah tidak disiplin dalam membangun kesejahteraan bersama dalam KPRI Budi Artha. Kewajiban sebagai anggota KPRI Budi Artha membayar iuran bulanan banyak yang menunggak. Hingga bisa dikatakan pemasukan keuangan macet sekitar Rp. 4 Miliar. Dan ini menjadi problematika KPRI Budi Artha terutama para pengurus. Harus berpikir keras dan cerdas dalam membangun komunikasi keluarga besar KPRI Budi Artha.  

Ketika KPRI Budi Artha, ibarat kapal laut dalam kondisi oleng. Nampaknya ada oknum yang memperkeruh suasana. Bisa dikatakan membawa aura negative kepada anggota dan pengurus KPRI Budi Artha lainya. Untuk melakukan gerakan yang tidak sesuai semangat berkoperasi atau lebih tepatnya, mereka mudah terpengaruh dengan omongan orang baru dikenal, daripada dengan sahabat sendiri. “ Jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, sementara keluarga sendiri yang tahu apa yang kita mau, kita musuhi”. Diharapkan keluarga besar KPRI Budi Artha menjaga hidup rukun, menyelesaikan masalah dengan musyawarah mufakat sebagai bangsa Indonesia sejati. Seperti kata Bung Hatta Bapak Koperasi Indonesia.

Beberapa hari ini, KPRI Budi Artha diterpa kabar negative dengan menjelekkan lembaga dan pribadi pengurus serta karyawan setempat yang selama ini mengawali dan ikut membesarkan KPRI Budi Artha. Menurut keterangan Wahyu Widyawati salah satu karyawan KPRI Budi Artha, ada mis komunikasi antara anggota dan pengurus. Dimana di dalam rapat KPRI Budi Artha yang ketika itu dipimpin Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Zainul Arifin berharap. Anggota atau pengurus KPRI yang meninggal dunia atau pensiun dari PNS lebih di utamakan dalam mengembalikan simpanan pokok. Itupun sesuai nomor urut daftar tunggu. Sementara anggota yang mengundurkan diri dari keanggotaan KPRI Budi Artha namun belum pensiun dari PNS tetap dicatat, haknya tetapkan diberikan juga secara bertahap sesuai nomor urut tunggu. Manakala mengundurkan diri tanpa persyaratan di KPRI Budi Artha, itu sama artinya belum mengundurkan diri secara sah. Kewajiban sebagai anggota KPRI Budi Artha tetap harus dilaksanakan. Hal itu diungkapkan oleh Wahyu Widyawati kepada DETAK INSPIRATIF. 

Kembali ke dampak KPRI Budi Artha ketika Pemerintah Pusat menerapkan system gaji langsung ke rekening pribadi pegawai. Para pengurus KPRI Budi Artha melakukan kerjasama dengan pihak bank tempat transaksi pegawai. “Itu pun masih kecolongan mas, masih banyak anggota yang enggan dengan sadar dan kedewasaan membayar kewajibanya sebagai keluarga besar KPRI Budi Artha, “tutur Wahyu W alias Yayuk.

Lebih lengkapnya wawancara Detak Inspiratif dengan nara sumber Wahyu Widyawati (Yayuk) bendahara KPRI Budi Artha : 

Detak Inspirati (DI) dan Wahyu Widyawati akrab disapa Yayuk (Y).

(DI) Selamat berbuka puasa ramadhan ibu

(Y)  Terima kasih mas

  • (DI) Langsung ke materi utama. Bagaimana anda sebagai karyawan dan dipercaya pengurus untuk ikut  andil ngopeni lembaga tempat anda bekerja selama ini. Sepengetahuan yang anda tahu, rumor di tubuh KPRI Budi Artha. Bahkan menyerang pribadi anda sebagai karyawan setempat ?

  • (Y)  Rumor negative dan menjatuhkan kredibiltas KPRI Budi Artha dan Pribadi Keluarga saya itu tidak benar mas. Memang KPRI Budi Artha dalam kondisi mengalami tagihan macet dari para anggota. Namun itu tidak menjadikan pengurus berputus asa.  Sepengetahuan saya, pengurus bekerja secara profesional dan proporsional, tetap berupaya untuk mengajak para anggota KPRI Budi Artha membangun kembali KPRI Budi Artha sebagai rumah mereka selama ini, yang baru saja mengalami goncangan hebat. Kalau saya kan karyawan atau pegawai. Namun demikian saya tetap profesional dalam menjalankan tugas. Tidak lantas berputus asa meski tempat ia bekerja mengalami pasang surut.

  • (DI) Langkah apa yang dilakukan pengurus KPRI Budi Artha, agar kondisi seperti sedia kala yang anda ketahui ? 

  • (Y) Secara persuasive pengurus bekerjasama dengan lawyer, mengajak kembali anggota dengan kedewasaan membayar iuran sebagai keluarga besar KPRI Budi Artha. Pengurus KPRI Budi Artha pernah mempercayakan dengan seseorang yang menawarkan diri bisa mengajak anggota membayar iuran. Selama enam bulan orang tersebut gagal. Akhirnya pengurus memutuskan hubungan kerjasama itu. Berawal dari situ. Si orang tersebut nampaknya tidak puas keputusan pengurus untuk memutus hubungan kerjasama itu. Itu baru dugaan sementara, semoga dugaan itu tidak benar. Dan anggota KPRI Budi Artha tetap rukun dan sadar bahwa, lembaga yang mereka besarkan bersama selama ini, pernah membuat  guyup rukun. Jangan karena hasutan atau informasi menyesatkan mudah terbakar dan emosional. Kita harus elegan, mengakui sebuah kejujuran, bukan begitu mas.

  • (DI) Terkait tudingan, kepada anda secara pribadi sebagai karyawan KPRI Budi Artha memiliki beberapa aset, benda bergerak dan tidak bergerak yang menurut mereka fantastis bagaimana ?

  • (Y) Ya, ndak benar lah mas. Darimana saya memperoleh semuanya. Itu sih halunisasi mereka saja. Di Malang itu saya hanya memiliki Cafe Giras. Di Surabaya saya tidak punya asset, kendaraan prestius hahaha….kata siapa itu mas. Anda lihat sendiri kan??? Bis wisata juga tidak punya mas. Kita syukuri saja yang ada. Gusti Alloh Mboten Sare. 

  • (DI) Terkait dugaan tudingan pengambilan uang disalah satu bank, hanya ada bubuhan tanda tangan anda sebagai orang yang dipercaya pengurus untuk menjalankan misi tersebut, apakah itu benar ?

  • (Y) Sekali lagi, itu tidak benar dan hanya alibi oknum itu saja yang menghembuskan rumor. Mana mungkin pengambilan uang hanya tanda tangan saya sendiri sebagai bendahara. Ya, di tolak pihak bank to, mas.

  • Ok. Sementara demikian. Terimakasih waktunya. Selamat malam.

  • (Y). Nggih mas selamat malam. Matur suwun rawuhnya. 

Menyikapi kegaduhan di KPRI Budi Artha para pengurus berharap, anggota KPRI Budi Artha tidak mudah percaya dengan rumor yang belum tentu otentik data dan kebenaran informasinya. Guyup rukun dan keharmonisan selama ini sebaiknya tetap dijaga. Apalagi ini bulan suci Ramadhan. Mohon Maaf Lahir Bathin, Minal Aidzin Walfa Idin. Manusia diciptakan dalam bentuk khilaf dan dosa. Sebaik baiknya manusia adalah membuka pintu maaf dan meminta maaf kepada sesama  dan Alloh Azza Wajala.

Reporter: uncleowob

Program: News and Talk

Narasumber : Wahyu Widyawati (Yayuk) Karyawan KPRI Budi Artha Mojokerto.

Hari     : Jum'at 29 April 2022.

Waktu : 19.30 WIB sampai selesai

Lokasi : Dirumah narasumber.

DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS