GAWAT!!! BANGKAI AYAM DIJUAL DIPASAR BEBAS

Kapolres Mojokerto AKBP. Setyo Koes didampingi Kasat Reskrim AKP. Dewa Putu Prima dan Kasubag Humas Ipda Teguh Karyadi. Prescon Senin (11/11)

Seribu satu macam cara, manusia dalam mencari rejeki. Tidak peduli dagangan yang dijualbelikan itu bangkai sekalipun.

Seperti lakon kita, Alex Suwardi 54, warga RT.10 RW.04 Krajan Wetan Desa Purworejo Kecamatan Donomulyo Malang Jawa Timur ditangkap petugas Satreskrim Polres Mojokerto kedapatan memperjualbelikan bangkai daging ayam (ayam tiren).

Alex Suwardi ditangkap aparat Satreskrim ekonomi Polres Mojokerto Jawa Timur dirumah di Dusun Balong Lombok Desa Balong Mojo Kecamata Puri Kabupaten Mojokerto. Rumah yang digunakan usaha bisnis barang haram tersebut masih milik kerabatnya.

Tersangka ditangkap bersama 7 orang karyawannya asal Tangerang Banten. Pada hari Sabtu siang (9/11) kemarin lusa. 

Dikatakan Kapolres Mojokerto Jawa Timur AKBP. Setyo Koes, tersangka menjalankan profesi jual beli ayam tiren ini sudah lama. 

Dimana tersangka menjalankan kejahatan korporasi ini, dengan oknum dari Malang. "Tersangka mengambil ayam dari Malang, kemudian diproses di home industri rumahan di Dusun Balong Lombok Desa Balong Mojo Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Jawa Timur," papar Kapolres menirukan pengakuan tersangka kepada wartawan dalam press confrence, Senin (11/11).

.   Barang bukti tersangka

Menurut keterangan tersangka, harga ayam tiren satu kilogram nya Rp. 15 ribu lebih murah dari harga daging ayam murni. Ayam tiren ini dijual di pasar Donomulyo Malang.

Tersangka di sangka dengan dugaan tindak pidana menjual, menawarkan atau menerimakan barang berupa ayam yang sudah mati dan menjadi bangkai ( ayam tiren).

Tersangka di ancam pasal 204 KUHP Subsidair Pasal 62 ayat (1) Jo Pasal 8 ayat (2) Undang Undang nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen  Lebih Subsidair Pasal 135 Jo Pasal 71 ayat (2) Undang-Undang nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

.   Barang bukti tersangka.

Barang bukti yang diamankan, satu unit mesin pendingin yang berisikan bungkusan daging ayam  tiren, I (satu) unit mesin penggiling daging, I (satu) buah timbangan Merk GSF;

3 buah drum plastik warna biru yang di potong, empat bungkus kantong plastik, Enam buah cutter, satu buah pisau kecil.

Delapan lembar masker, satu sak yang berisikan bungkusan plastik isi daging ayam, satu sak berisikan bangkai ayam yang tidak terbungkus, dan satu sak berisikan potongan-potongan daging bangkai ayam.(MJ-1)

Fragmen Gambuh Katresnan Citra Wulan di Kolam Segaran Trowulan Mojokerto


Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur menggelar Harmoni Budaya dengan mengangkat tema Gambuh Katresnan Citra Wulan. Fragmen yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB, tanggal 12 November 2019 tersebut bertempat dekat dengan area Kolam Segaran Trowulan Mojokerto.

‘’Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa mencanangkan program Jatim Harmoni, itu merupakan tema Nawa Bhakti Satya, ‘’ ujar Sinarto, S.Sn,MM, selaku Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur.

Pagelaran Fragmen Gambuh Katresnan Citra Wulan tersebut didukung oleh 5 tampilan dari sejumlah perguruan tinggi, diantaranya adalah Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI Denpasar, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Nama Citra Wulan terasa lebih dekat Trowulan, namun terdapat pula kata Antawulan yang dikenal dalam kitab Pararaton sebagai pendharmaan raja Jayanagara (1309—1328): “Sira ta dhinarmeng kapopongan.bhiseka ring srenggapura, pratista ring Antawulan” (Padmapuspita 1966: 37).

Segaran atau Citra Wulan berdasarkan namanya adalah lokasi yang ideal untuk menikmati cahaya purnama, berarti tempat yang ideal untuk melakukan pemujaan kepada Dewa Chandra. Kekuatan dan keindahan Chandra terbayang di permukaan air kolam, bayangan bulan purnama pasti terpantul di permukaan air, artinya air kolam pada waktu itu dipenuhi oleh kekuatan keindahan sang Chandra.

Maka fungsi tidak langsung dari kolam Citra Wulan adalah (a) tempat pemujaan bagi Dewa Chandra, dan (b) tempat rekreasi penduduk kota Majapahit di kala bulan bersinar. Mengenai raja yang memerintahkan pembuatan kolam Citra Wulan sangat mungkin adalah Hayam Wuruk (Rajasanagara) (1351—1389 M), setelah Mpu Prapanca selesai menggubah Nāgarakŗtāgamanya dalam tahun 1365, oleh karena itu kolam Citra Wulan tidak tercantum dalam uraian Nāgarakŗtāgama.

Hayam Wuruk memerintahkan pembangunan Citra Wulan tentunya mempunyai alasan tertentu, agaknya terdapat peristiwa yang sangat membekas dalam jiwanya dan ia ingin mengenang peristiwa tersebut dengan lebih baik dari konsepsi keagamaan.

Perlu diketahui bahwa peristiwa tersebut merupakan tragedi dalam sejarah Majapahit, ketika raja dan permaisuri Sunda yang mengiringi putrinya untuk menikah dengan Hayam Wuruk terbunuh di tanah lapang Bubat.

Hampir semua para bangsawan dan pengiring raja Sunda tewas dalam pertempuran dengan pasukan Majapahit di Bubat, sang putri pun yang menurut sumber-sumber Pantun Sunda bernama Dyah Pithaloka Citrarasmi bunuh diri mengikuti ayah-ibunya. Pernikahan agung pun batal, cinta Hayam Wuruk dan Dyah Citrarasmi diperabukan.

Demikian bahwa kolam Citra Wulan atau Segaran sebenarnya adalah bangunan untuk mengenang putri Sunda yang meninggal dalam tragedi Bubat. Pembangunannya dilakukan setelah 12 tahun peristiwa tersebut terjadi, jadi jika Pasunda-Bubat terjadi pada tahun 1357 M maka dua belas tahun kemudian adalah tahun 1369, tahun itulah dimulai pembuatan kolam Citra Wulan. Sudah barang tentu tidak tercantum dalam Nāgarakŗtāgama yang selesai disempurnakan oleh Mpu Prapanca tahun 1365 M. (*)

PARPOL MASIH BUTA PETA BURSA PEMILUKADA KABUPATEN MOJOKERTO


Menjelang konstetasi Pemilukada Kabupaten Mojokerto Jawa Timur tahun depan 2020. DPC Partai Demokrat Kabupaten Mojokerto masih " Topo Bisu" alias pelit komentar. Siapa jago dari partai berlambang bintang mercy biru itu, yang akan maju dalam bursa Pemilukada tahun depan.

Hal itu terungkap dari hasil Musyawarah Anak Cabang DPC Partai Demokrat, Minggu (10/11) disalah satu rumah makan di jalan bypass Mojokerto.

Ayub Busono Listiyanto sang empu Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, juga anggota DPRD Propinsi Jawa Timur itu, belum memberikan nama calon dari partai berlambang bintang mercy biru itu kepada media.

" Kita belum punya jago yang familiar dikalangan rakyat Mojokerto. Pasalnya, dalam konstetasi Pemilukada tahun depan, Kabupaten Mojokerto membutuhkan sosok panutan yang piawai dalam mensejahterakan masyarakat Kabupaten Mojokerto.

Semua tahu, para pemimpin atau Bupati Mojokerto sejak diberlakukannya sistem Pemilukada langsung bermasalah dengan hukum.

Misal, Bupati pilihan rakyat, Ahmadi harus ditahan kasus korupsi. Begitu pula dengan Bupati Suwandi juga bermasalah dengan hukum. Dan yang terakhir belum genap dua periode dalam memimpin Kabupaten Mojokerto, Bupati MKP ( Mustafa Kamal Pasa) juga mengalami nasib serupa. Seperti bupati sebelumnya bermasalah dengan hukum.

Di tahun depan, Kabupaten Mojokerto membutuhkan pemimpin yang bersih berwibawa dan tidak sedang bermasalah dengan kasus korupsi.

Sebenarnya tahun depan, untuk kabupaten Mojokerto persaingan dalam konstetasi Pemilukada cukup sengit.

Hingga saat ini, belum ada tokoh lokal kabupaten Mojokerto yang nampak. 

Kalau toh, Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi maju dalam bursa Pemilukada tahun depan, belum tentu menang.

Pungkasiadi satu paket dengan MKP yang saat ini sedang menjalani proses hukum. Sehingga harus dihentikan dari jabatan Bupati.

Otomatis, aura Pungkasiadi dimata rakyat Mojokerto masih tanda tanya? Pungkasiadi menjadi pejabat politis nomor dua di Kabupaten Mojokerto karena MKP.

Kalau toh, saat ini Pungkasiadi menjadi Ketua DPC PDIP Kabupaten Mojokerto. Belum tentu mendapat rekomendasi maju menjadi Bupati dari partai pemenang pemilu itu.

Teka teki dalam bursa Pemilukada Kabupaten Mojokerto tahun depan masih suram. Siapa kiranya yang pantas menjadi orang nomor satu di tlatah bumi Majapahit ini.

Tak dipungkiri partai politik semua pragmatis, siapa yang punya modal besar itu yang akan memimpin. Jangan harap dalam politik praktis, menghasilkan pemimpin yang mampu menjadikan negeri ini, sebagai mercusuar dunia.

Untuk maju dalam konstetasi Pemilukada, baik saja tidak cukup, jujur juga tidak cukup. Kalau tidak punya modal besar. 

Untuk memperebutkan kursi panas kepala daerah butuh modal lebih Rp. 100 Miliar. Pemilukada langsung butuh biaya besar, energi, stamina, pikiran dan waktu.

Jadi bukan sesuatu yang aneh, kalau parpol saat ini menggunakan jurus transaksional. Congratulations on finding leaders who are capable and protect, protect and serve the people and also make them prosperous.(MJ-1)

DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS