PEMBELAJARAN DARING GAGAL, WALIKOTA PERBOLEHKAN TATAP MUKA

Baca Juga

Walikota Mojokerto Jawa Timur, Ika Puspitasari Press Confrence Terkait, Sekolah Tatap Muka di Era New Normal Pandemi covid 19. Senin 22 Februari 2021.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau yang akrab disapa Ning Ita menggelar konferensi pers pembelajaran tatap muka jenjang SD dan SMP, Senin (22/2/2021) di Pendopo Rumah Rakyat Kota Mojokerto, Jalan Hayam Wuruk Nomor 50, Mergelo, Magersari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.


Ning Ita dalam konferensi persnya mengatakan, berdasarkan SKB 4 Menteri Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/7093/2020, Nomor 420-3987 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020 / 2021 dan Tahun Akademik 2020 / 2021 di masa pandemi Covid-19, dimana disebutkan agar Dinas Pendidikan Provinsi / Kabupaten / Kota juga menyiapkan rencana Pembelajaran Tatap Muka / Kelas Klasikal secara terbatas sesuai dengan protokol kesehatan.


“Saya sebagai Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 telah menyetujui surat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 420/301/417.501/2021, tanggal 16 Februari 2021 tentang Permohonan Ijin Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Jenjang SD dan SMP,” ungkap Ning Ita.


Lebih lanjut, Ning Ita juga mengatakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Sekolah SD dan SMP Negeri / Swasta terhadap pemenuhan sarana dan prasarana protokol kesehatan di sekolah, melalui daftar periksa protokol kesehatan Pembelajaran Tatap Muka.


“Jumlah siswa yang akan mengikuti Pembelajaran Tatap Muka secara terbatas : SD Negeri / Swasta ada sebanyak 12.314 Siswa sedangkan SMP Negeri / Swasta ada sebanyak 20.946 Siswa. Pembelajaran Tatap Muka bagi SD dan SMP Negeri / Swasta di Kota Mojokerto direncanakan akan dimulai pada hari Senin, 1 Maret 2021,” jelasnya.


“Ketentuan Pembelajaran Tatap Muka bagi siswa SD dan SMP Negeri / Swasta di Kota Mojokerto adalah sebagai berikut: a. Memastikan prosedur tatap muka di satuan pendidikan sesuai dengan protokol kesehatan melalui Surat Edaran penyiapan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka antara lain Kapasitas peserta didik maksimal 50%, penggunaan masker 3 lapis, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, jaga jarak minimal 1,5 meter, etika batuk dan bersin,” tuturnya.


Masih kata Ning Ita, Kemudian b. Memastikan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan di satuan pendidikan sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk menerapkan protokol kesehatan, antara lain : Ketersediaan tempat cuci tangan, tersedianya thermogun, cadangan masker 3 lapis dan sekat di setiap bangku siswa.


“Kemudian c. Mengusulkan guru dan tenaga kependidikan jenjang SD dan SMP untuk segera mendapatkan vaksin covid-19 kepada Dinas Kesehatan. Kemudian d. Mengarahkan guru untuk menggunakan metode Pembelajaran Tatap Muka dan daring (blended learning). Kemudian e. Kondisi psikologis peserta didik dan persetujuan orang tua / walimurid untuk mengikuti Pembelajaran Tatap Muka di sekolah,” pungkas Ning Ita.


Perlu diketahui, lanjut Ning Ita, Pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini dalam sehari diselenggarakan dua sesi dengan masing-masing kurang lebih hanya 2 jam saja tanpa istirahat dan antara sesi pertama dengan sesi kedua Para siswa tidak saling bertemu, ada perbedaan waktu untuk mereka pulang dan untuk kedua datang ke sekolah sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan terjadi kerumunan bagi anak-anak atau siswa yang ada di sekolah.


“Saya menghimbau kepada seluruh wali murid Kota Mojokerto agar merasa tenang merasa ikhlas dan sabar bahwa pembelajaran tatap muka terbatas ini adalah solusi terbaik agar pembelajaran dan proses transfer ilmu pengetahuan kepada anak didik kita sebagai generasi penerus bangsa ini bisa berjalan, namun kita juga tetap mengupayakan mengikhtiarkan agar mereka tetap sehat dan tidak terpapar covid 19,” tutup Ning Ita.


Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Amin Wachid mengatakan, saya sudah meyakinkan Bu Wali Kota Mojokerto sejak 1 bulan yang lalu. “Jika ada yang punya anak kelas 2 SD atau 3 SD silakan ditanyakan 8×5 atau 8×9 berapa pasti pada bingung jawabnya, karena secara nasional, belajar dari rumah itu gagal. Daripada kehilangan 1 generasi, makanya kita coba untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka secara langsung,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Amin Wachid.(wib/adv)




DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS