JELANG HARI VALENTINE TOKO RITEL DAN PASAR SWALAYAN, DIHIMBAU TIDAK MENJUAL BEBAS ALAT KONTRASEPSI KEPADA ANAK BAWAH UMUR

Baca Juga

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto, Rubi Hartoyo didampingi Kabag Humas, Hatta Amrulloh. Dalam Sidak Alat Kontrasepsi disejumlah toko ritel di Kota Mojokerto Jawa Timur. Rabu (12/2).

Pemerintah Kota Mojokerto Jawa Timur tekan peredaran alat kontrasepsi di sejumlah toko ritel dan pasar modern, jelang hari valentine.

Tampak, para petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto Jawa Timur, mendatangi pemilik atau karyawan toko ritel serta pasar modern untuk diberikan himbauan pengetatan penjualan alat kontrasepsi.

Dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto Jawa Timur, Rubi Hartoyo kepada wartawan. Para pemilik toko ritel dan pasar modern agar, tidak menjual alat kontrasepsi kepada anak dibawah umur.

" Alat kontrasepsi kita lihat, marak dijual ditoko ritel dan pasar modern dengan sangat gamblang. Sehingga, anak kecil ketika ikut orang tuanya  belanja, bertanya-tanya kepada sang ibu," ungkap Rubi.

" Ini kan miris sekali. Apalagi, setiap tahun kita disuguhi berita, bagaimana pasca hari valentine alat kontrasepsi jenis kondom laris manis", cerita Dia.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto Jawa Timur itu mengatakan, kita sering mendapat laporan dari masyarakat, alat kontrasepsi kondom banyak berserakan di semak-semak atau ditempat yang sering digunakan oleh para muda-mudi bermain.

Di Kota Mojokerto Jawa Timur, ada 32 unit toko ritel, dan mereka menjual alat kontrasepsi sangat gamblang sekali dan terjangkau oleh anak-anak.

Sementara Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Mojokerto, Heryana Dodik Murtono menjelaskan, terkait himbauan pengetatan penjualan alat kontrasepsi.

Himbauan ini bertujuan agar, tidak ada penyalahgunaan alat kontrasepsi untuk anak dibawah umur. Serta penyebaran penyakit HIV/AIDS.

" Kita harapkan, toko ritel dan pasar modern melakukan pembatasan display untuk penjualan alat kontrasepsi dan alat bantu sex lainnya. Dan, tidak diperjualbelikan kepada anak dibawah umur," Kata Dodik kepada wartawan.

Ini sebagai bentuk antisipasi dan sekaligus keprihatinan, setiap kali pasca hari valentine day. Ada laporan masyarakat, banyaknya kondom berserakan dimana-mana,"tutur dia.

Sejauh ini belum ada Perwali atau Perda, yang mengatur jual beli alat kontrasepsi di pasar bebas.

Jenis Alat Kontrasepsi Paling Populer

Berikut hasil survei Honestdocs selengkapnya.

1. Kondom

Berdasarkan survei terhadap 13.506 responden, sebagian besar responden yaitu sekitar 63,2% memilih kondom sebagai alat kontrasepsi andalan.

Jenis alat kontrasepsi ini efektif mencegah kehamilan hingga 98% asalkan dipasang dengan benar dan tidak bocor. Bahkan, kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah penyebaran infeksi menular seksual (IMS).

Provinsi yang banyak menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi adalah Bengkulu (87%), Bali (80%), dan DKI Jakarta (76%).


2. IUD

Setelah kondom, IUD menempati posisi kedua sebagai alat kontrasepsi paling populer di Indonesia. Hal ini telah terbukti melalui survei internal, bahwa sekitar 8,9% responden menggunakan alat ini.
IUD tembaga: tidak mengadung hormon dan kandungan tembaganya bertindak sebagai spermisida untuk membunuh sperma yang masuk.IUD hormonal: mengandung progestin, fungsinya untuk mencegah sperma membuahi sel telur.Tingkat efektivitas IUD mencapai 99,8% dalam mencegah kehamilan. Alat KB ini bahkan dapat digunakan 3-5 tahun, tergantung dari jenis IUD yang Anda pilih.

3. Pil KB

Pil KB termasuk ke dalam tiga besar alat kontrasepsi paling populer di Indonesia dan dipilih oleh 7,4% responden.

Pil KB mengandung dua hormon, yaitu estrogen dan progestin, yang berfungsi untuk menghambat pelepasan sel telur (ovulasi). Kontrasepsi hormonal ini memiliki tingkat efektivitas hingga 98%, selama diminum secara rutin dan sesuai aturan.

4. Suntik KB

Suntik KB termasuk salah satu jenis alat kontrasepsi yang cukup diminati di Indonesia dan dipilih oleh sekitar 5% responden.

Suntik KB mengandung hormon progesteron atau kombinasi progesteron dan estrogen dan disuntikkan pada lengan bagian atas atau bagian bokong setiap 3 bulan guna melindungi wanita dari kehamilan.

5. Tubektomi

Dari total 13.506 responden yang mengikuti survei, sebanyak 3,1% di antaranya mensterilisasi diri dengan tubektomi. Angka ini terbilang cukup banyak sehingga menandakan bahwa wanita cukup berani memutuskan berhenti punya anak.

Tubektomi adalah salah satu bentuk kontrasepsi mantap (kontap) dengan cara memotong tuba falopii atau saluran tuba. Ketika tuba falopii dipotong, maka sel telur tidak dapat masuk ke dalam rahim dan sperma pun tidak bisa membuahi sel telur. Tubektomi ini biasanya ditujukan untuk pasangan usia subur yang sudah tidak ingin punya anak lagi.

Tuba falopii yang sudah dipotong tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula. Oleh karena itulah, tubektomi termasuk salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang bersifat permanen. Alat KB ini juga efektif mencegah kanker ovarium.

6. KB Implan

Menurut survei terhadap 13.506 responden, sebanyak 1,5% di antaranya menggunakan KB implan atau susuk KB.

Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke bawah kulit lengan atas dan cukup banyak diminati karena pemasangannya cukup mudah, efektif, dan memberikan perlindungan yang cukup lama. Bahkan, hampir 99% penggunaan KB implan efektif mencegah terjadinya kehamilan selama 3 tahun.

7. Senggama Terputus (coitus interruptus)

Dari total 13.506 responden yang terlibat dalam survei, sebanyak 1,1% responden memilih untuk melakukan senggama terputus. Metode coitus interruptus ini adalah salah satu kontrasepsi non-hormonal yang dilakukan dengan cara mencabut penis sebelum ejakulasi saat berhubungan seksual. Masyarakat lebih mengenal metode ini dengan sebutan ejakulasi di luar.

Metode senggama terputus efektif mencegah kehamilan hingga 80%. Namun tentunya, hal ini perlu dilakukan secara hati-hati dan memastikan bahwa ejakulasi terjadi di luar vagina.

8. Vasektomi

Selama ini, alat kontrasepsi sering kali diidentikkan dengan wanita. Padahal, pria juga dianjurkan untuk menggunakan alatnya demi mencegah kehamilan.

Hanya sebanyak 0,6% pria telah melakukan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) berupa vasektomi atau operasi pemotongan vas deferens, yaitu saluran berbentuk tabung kecil di dalam skrotum yang membawa sperma dari testis menuju penis.

Akibatnya, akses sperma menuju air mani jadi tertutup sehingga mencegah pembuahan. Perlu diingat bahwa vasektomi bukanlah proses kebiri sehingga pria masih bisa ereksi dan tidak memengaruhi kejantanan pria.

9. Spermisida

Dari sekian banyak alat kontrasepsi, hanya sedikit atau sekitar 0,6% responden menggunakan alat KB spermisida. Alat ini mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau menghambat pergerakannya.

Spermisida biasanya diletakkan di dalam vagina dekat leher rahim dan harus segera dimasukkan sebelum berhubungan intim. Efek alat KB ini umumnya mulai bekerja setidaknya 15 menit setelah digunakan.

10. Diafragma

Faktanya, masyarakat Indonesia cukup jarang menggunakan diafragma dan dipilih oleh hanya sekitar 0,6% responden.

Alat kontrasepsi ini berbentuk kubah dan terbuat dari karet atau silikon. Setengah bagian kubah tersebut diisi krim atau spermisida untuk membunuh sel sperma agar tidak masuk ke vagina. Setelah itu, alat ini dimasukkan ke dalam vagina dan diletakkan di atas serviks sebelum berhubungan intim.

Popularitas Kondom Berdasarkan Usia

Berdasarkan survei, kondom merupakan alat kontrasepsi paling banyak dipilih responden, terutama mereka yang berusia muda 18-24 tahun (78%) dan remaja 12-17 tahun (72%).

Pada responden usia 25-44 tahun, kondom tak terlalu dipilih kemungkinan karena pada usia tersebut responden masih berencana memiliki anak.

Kemudian pada responden usia 44-54 tahun, penggunaan kondom kembali meningkat dan kemudian menurun responden pada usia di atas 55 tahun.

Popularitas Kondom Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden pria maupun wanita pada kelompok usia 18-34 tahun sama-sama memilih kondom sebagai alat kontrasepsi. Bahkan, persentase pria dan wanita yang memilih kondom hampir seimbang.
Namun pada kelompok usia 35-44 tahun, lebih banyak pria (71%) yang memilih kondom ketimbang wanita. Bahkan pada kelompok usia 45-54 tahun, hanya 12% wanita yang memilih kondom.

Uniknya pada kelompok usia di atas 65 tahun, pemilihan kondom didominasi oleh responden berjenis kelamin wanita (63%). Popularitas kondom pada kaum pria usia muda mungkin karena kondom sangat mudah didapatkan di berbagai toko swalayan, supermarket, atau apotek terdekat dan harganya pun terjangkau. (*/Mj-1)


DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS