MASUK KATEGORI DESA PANGAN AMAN

Baca Juga

Tim Verifikasi BPOM Pusat Di Kelurahan Wates, Magersari Kota Mojokerto Dalam Rangka Lomba Desa Pangan Aman




MOJOKERTO - Kota Mojokerto masuk nominator 6 besar Kelurahan Pangan Aman yang digelar BPOM Pusat. Kebijakan Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus disebut menjadi alasan kota dengan tiga kecamatan ini masuk dalam nominator 6 besar Kelurahan Pangan Aman. 


Kepala Dinkes Kota Mojokerto, Christiana Indah Wahyu mengatakan, keberhasilan Kota Mojokerto masuk nominator 6 besar Kelurahan Pangan Aman tingkat nasional merupakan kebijakan yang sudah ditetapkan Walikota Mojokerto sejak tahun 2015 lalu. 


"Saat itu, dengan BPOM Surabaya sudah melakukan sosialisasi di Hari Kesehatan Nasional tahun 2015 dengan melakukan sosialisasi tentang pasar aman. Pasar aman yakni makanan yang beredar, bahan yang beredar memenuhi aturan kesehatan dan bebas dari bahan berbahaya," ungkapnya, Senin (13/2/2018). 


Masih kata Indah, kebijakan orang nomor satu di Kota Mojokerto tersebut ditindaklanjut dalam pelaksanaan monitoring pemeriksaan pangan jelang Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal.  Pasalnya, di moment tersebut selalu dilakukan evaluasi.


"Yakni apakah semakin tahun semakin turun kasus yang ditemukan ketika melakukan sidak khususnya saat masyarakat membutuhkan konsumsi karena hari raya dan akhir tahun, Natal. Di masyarakatnya juga sudah dilakukan pembinaan," katanya.


Makanan yang dikonsumsi sehari-hari, lanjut Indah, diharapkan bebas dari bahan berbahaya. Seperti borak, formalin maupun zat pewarna. Selain itu, juga memberikan setifikat kepada mlijo yang jualannya bebas dari bahan berbahaya yakni di Kelurahan Pulorejo.


"Kenapa Pulorejo? Karena Pulorejo dicanangkan Bapak Walikota sebagai Kelurahan Sehat Berbasis Pendidikan pada November 2015 dan ditindaklanjuti di tahun 2016. Ini kemudian berlanjut ke Kelurahan Wates yang masuk Kelurahan Pangan Aman," tuturnya.


Yakni mulai masyarakat rumah tangga, rumah tangga dengan home industri dan sekolahan sudah dilakukan pembinaan. Selain itu, tambah Indah, unggulan Kota Mojokerto tidak hanya pangan aman dari bahan berbahaya tapi juga memberdayakan masyarakat untuk kembali ke makanan tradisional yang mempunyai khasiat. 


"Setiap tahun, di Kelurahan Wates ada 2 kali bazar hadrah yakni komponen masyarakat yang bergerak di kesehatan berbasis tradisional. Ada juga rumah tangga sadar obat, dengan demikian kami berharap tidak hanya pemerintah saja yang peduli untuk keamanan pangan," urainya. 


Tapi juga pihak keluarga, masyarakat dan kelurahan bisa memahami bahwa investasi masalah kesehatan dimulai dari konsumsi yang sehat. Sehingga kebijakan Walikota Mojokerto di tahun 2015 lalu yang ditindaklanjuti dan berdampak dalam masuk nominasi 6 besar. 


"Jadi sebelum ada lomba ini, Bapak Walikota sudah mempunyai kebijakan untuk itu. Verifikasi kita tanggal 13 Februari 2018. Indikator yang dinilai yakni rumah tangga, ritel, sekolah, PIRT yakni gerakan masyarakat hadrah itu. Mudah-mudah bisa masuk," tegasnya.


Yang menjadi penilaian tim juri  BPOM Pusat siang ini di komplek SDN Wates 1,2 dan 3 Kota Mojokerto Jawa Timur. Tim juri disambut meriah oleh siswa - siswi sekolah dasar setempat.
Tim juri BPOM Pusat, melihat kantin sekolah dan melihat UKS setempat. Tim juri sempat dialog dengan para siswa siswi, dia mempertanyakan makanan yang dikonsumsi anak-anak di sekolah.


Dengan didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto Jawa Timur,  Indah Christiana, tim juri tampak lega. Melihat sambutan dan apa yang ia lihat dilapangan. (end )
DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS