INTELGENT ASING MENYUSUP

Baca Juga






detakinspiratif.com - Eksistensi badan intelegen di sebuah negara merupakan suatu keniscayaan untuk mendeteksi secara dini potensi ancaman terhadap negara baik dari dalam maupun dari luar negeri.


 Bahkan bisa dikatakan bahwa kuat atau lemahnya pertahanan sebuah negara tergantung peran intelegennya. Sebut saja Amerika Serikat dengan CIA atau Rusia dengan KGB-nya, kedua negara adidaya itu mempunyai kekuatan dan  pertahanan negara yang luar biasa karena peran penting agen intelegennya.



Bagaimana dengan negara sebesar dan seluas Indonesia?, tentu peran intelegen bukan hanya penting tapi sangat penting. Beruntung kita sudah mempunyai Badan Intelegen Negara (BIN) yang kinerjanya cukup memuaskan dan setara dengan intelegen-intelegen negara lain. 


Tapi ada kabar yang cukup mengejutkan soal banyaknya intelegen asing yang beroprasi di tanah air. Mereka menyadap dan menguntit gerak gerik para pejabat penting negara, bahkan memnfaatkan teknologi informasi untuk memata-matai kita. 



Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Polisi Budi Gunawan dalam acara Halaqah muslim di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Juli 2017.


Menurut Budi ada empat macam operasi intelegen asing, yang paling parah adalah black operations intel.


Dilansir dari https://kumparan.com (15/07/2017), banyak pejabat penting yang kecewa dan bereaksi keras soal berita tersebut. Salah satunya adalah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Politisi PKS itu menilai bahwa pemerintah khususnya presiden Joko Widodo gagal mengidentifikasi asing yang menjadi musuh negara yang nyata, hal itu terjadi karena Presiden hanya sibuk memonitor musuh politiknya yang merupakan bangsa sendiri. Dengan raut muka kecewa Fahri mengatakan bahwa negara sudah kebobolan.



"Merajalelanya intelijen asing, bobol kita di sini. Termasuk lembaga negara disusupi intel. Sudah banyak," ujar Fahri, dikutip dari https://kumparan.com (15/07/2017).



Yang paling mengejutkan, Fahri juga mengatakan bahwa ada beberapa pejabat yang mempunyai hak menyadap orang lain, parahnya informasi tersebut diperjual belikan ke luar negeri. Hal terbukti dengan peristiwa bobolnya informasi penting menyangkut pejabat penting negara oleh asing beberapa waktu lalu.



"Kita kebobolan informasi. Semua orang disadap, tidak ada batas dan diperjualbelikan di luar negeri," pungkas Fahri.



Informasi yang disampaikan oleh Kepala BIN tidak mungkin tanpa dasar dan bukti yang akurat, oleh karena itu semoga pemerintah segera mengambil langkah konkrit untuk mengantisifasi maraknya intelegen asing di negeri kita. ( red )
DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS