BEDAH KAMPOENG MENDAPAT ATENSI DARI PRESIDEN

Baca Juga

BEDAH KAMPUNG SEGERA MENDAPAT PENGHARGAAN DARI PRESIDEN

Kampong Trenggilis RW.01 Kelurahan Blooto Kota Mojokerto


UNCLEOWOB.COM – Sempat menuai kritik tajam dari anggota Legeslatif setempat, proyek ‘’bedah kampung’’ yang digagas oleh sang empunya KH. Mas’ud Yunus Walikota Mojokerto Jatim itu, akhirnya membuahkan hasil yang ‘’ciamik’’.
Direktur Jendral Otonomi Daerah bagian analisis kinerja pemerintah daerah Kementerian Dalam Negeri, Irda Nurhasim. Mengunjungi langsung ke lokasi bedah kampung di Trenggelis RW.01 Kelurahan Blooto Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Jatim, Selasa 7 Fbruari 2017 kemarin lusa.

Irda Nurhasim Analisis Kinerja Pemda Dirjen Otda Di Kementerian Dalam Negeri
Dalam kunjungannya bersama rombongan, dengan didampingi Sekretaris Daerah Pemkot Mojokerto Jatim, Mas Agoes Nurbito, Kabag Humas Dodik Heryana, Kepala Dinas Perijinan Sumaryono, Kepala Kelurahan Blooto, Eric Cantona, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja, Hariyanto. Irda Nurhasim, terkesima dan penasaran dengan proyek bedah kampung itu. ‘’Kalau proyek bedah rumah, sudah lazim kita dengar. Rumah reyot diperbaiki menjadi baik, kalau ini kan, kampung yang dibedah. Jadi, tidak hanya kampungnya saja yang dibedah, tapi juga budaya masyarakatnya. Yang dulu membuang sampah seenaknya, sekarang harus peduli, meski itu sebungkus premen saja, ‘’ tutur Irda Nurhasim kepada wartawan.
Menurutnya, kampung Trenggilis RW.01 Kelurahan Blooto Kota Mojokerto Jatim yang ia kunjungi tersebut, bersih, sejuk ,nyaman dan teduh. ‘’kalau di Jakarta ini, sudah bukan kampung lagi. Melainkan, komplek perumahan yang asri,’’ungkapnya.

Sekda Kota Mojokerto Mas Agoes Nurbito Dampingi Para Tamu Jakarta
Irda terpesona dengan keelokan kampung Trenggilis RW.01 Kelurahan Blooto Kota Mojokerto Jatim, yang dulunya kumuh menjadi teduh itu.
”Kami mendengar Kota Mojokerto Jatim mempunyai  Program Bedah Kampung. Sebagai kota yang paling sering mendapat penghargaan dari pemerintah, kami perlu tahu itu. Kalau umumnya bedah rumah ya seperti itu kalau Bedah Kampung ini spesifik karena tak hanya menyentuh hal fisik, namun mental dan karaktet masyarakat,” aku Irda
”Hal ini akan kami buku - kan dan ditularkan ke daerah lain. Target kita supaya daerah-daerah lain di Indonesia ini mengadopsi program Wali Kota Mojokerto ini,” tandas Irda.
Dengan berhasilnya proyek bedah kampung ini, malah oleh Pemkot Mojokerto Jatim, proyek ini dihentikan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja, Hariyanto kepada wartawan disela-sela kunjungan Dirjen Otonomi Daerah di kampung Trengilis RW.01 Kelurahan Blooto Kota Mojokerto Jatim.
"Tahun ini program Bedah Kampung sudah tidak ada, sudah dihentikan," ungkap Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kota Mojokerto,’’ungkap Hariyanto, Rabu (8/2).
Mantan kepala Dinas P dan K ini membantah program tersebut dihentikan karena gagal. "Bukan, namun dialihkan untuk program yang sama. Hanya saja sasaran RW bukan kampung," tepisnya.
Hariyanto membeberkan, program baru ini bukan lagi ia tangani. Namun oleh pihak Kecamatan. "Pengguna anggarannya (PA) Kecamatan. Hanya saja nama (kegiatannya) belum ditentukan," tambahnya.
Sasaran program bedah RW ini nantinya, kata ia, mencapai 120 RW yang belum tersentuh bedah kampung. Sebanyak 27 RW tidak kena proyek ini lantaran sudah mendapat proyek perbaikan lingkungan. "Baru tahun 2018 nanti, semua RW dapat proyek lagi," pungkasnya.
Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto Jatim, Aris Satriyo Budi, ketika itu pernah mengkritisi proyek bedah kampung yang menurutnya tidak tepat sasaran.
Aris, menyoal terlalu banyaknya tenaga kerja yang dilibatkan. Seperti pemasangan lampu penerangan jalan lingkungan yang dikerjakan hingga 8 orang. Hal itu tentunya membuat biaya tukang dan kuli bangunan membengkak.
"Padat karya memang penting, tapi harus dihitung sesuai beban pekerjaan, tidak harus dipukul rata. Efisiensi biaya tenaga kerja kan bisa dialihkan untuk pekerjaan fisiknya," ujarnya.
Realisasi bedah Kampung ini, kata Aris, akan menjadi catatan dalam pembahasan anggaran program bedah kampung lanjutan tahun 2017.
"Ke depan akan kami evaluasi menyeluruh sasaran program bedah kampung ini. Akan kami kritisi rincian bedah kampung mendatang. Sekaligus akan dihitung jumlah tenaga kerja yang diperlukan," tandasnya.
Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto, Junaedi Malik menambahkan, pihaknya juga menyayangkan buruknya perencanaan program bedah kampung. Menurut dia, sebagian kelurahan justru kesulitan menentukan sasaran pembangunan. Sehingga alokasi anggaran Rp 1 miliar per kelurahan belum terserap sepenuhnya.
"Dinas Tenaga Kerja seharusnya melakukan maping untuk menentukan sarpras yang bisa disentuh pembangunan. Jangan malah mendahulukan lingkungan yang tak perlu. Seperti persoalan banjir kan perlu dibangun saluran drainase yang bagus," terangnya.
Hariyanto Kepala Disnakertrans kala itu, sebelum di ubah menjadi Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja mengatakan, anggaran Rp 1 miliar, setiap kelurahan justru kesulitan menentukan sasaran pembangunan. "Memang perencanaan setiap kelurahan kesulitan mencari sasaran pembangunan. Sehingga anggaran Rp 7 miliar yang terserap Rp 6,4 miliar," ungkapnya.
Program bedah kampung padat karya tahun 2016 menyentuh 7 kelurahan. Diantaranya Kelurahan Pulorejo, Balongsari, Blooto, Sentanan, Mentikan, Prajurit Kulon, dan Kranggan. Proses pembangunan infrastruktur di tiap kelurahan tanpa melalui pihak kontraktor, melainkan memberdayakan masyarakat setempat.
Di Kelurahan Pulorejo menyerap 115 tenaga kerja, Mentikan 99 orang, Kranggan 100 orang, Prajurit Kulon 85 orang, Blooto 103 orang, Balongsari 69 orang, dan Sentanan 89 orang. Tenaga kuli bangunan dibayar Rp 65 ribu per hari, sedangkan tukang bangunan Rp 80 ribu per hari.
Kampoeng Trenggilis RW.01 Kel. Blooto Kec. Pralon Kota Mojokerto, Setelah di Bedah.



DETAK VIDEOS
SPORT VIDEOS